Setetes Semangat Dalam DJAa
Karya : Lathifah Nur Ikarini
Suara gemercik air yang disebabkan oleh turunnya hujan bertambah riuh oleh suara hentakan sepatu, 4 pasang kaki terlihat sedang berlari menghindari hujan, namun bukan hanya itu mereka terlihat sedang mengejar sesuatu . Ya, mereka terlambat menghadiri sebuah acara yang diadakan sehari yang lalu. Tiga orang anak–dua perempuan dan seorang lelaki–yang berumur belasan tahun serta seorang lagi berumur empat puluhan sedang berlari menuju ruangan. Ruangan tersebut nampak seperti asrama.
Ketiga anak tersebut lalu segera
melakukan registrasi dan mengganti pakaian di kamar yang sebelumnya telah
ditunjukkan oleh panitia. Anak lelaki tersebut lebih dulu tiba di aula disusul
kedua anak perempuan.
Ketiga anak itu mengikuti Diklat
Jurnalistik Abu-abu yang diadakan oleh Lembaga Profesi UNM Makassar. Namun
dikarenakan seleksi olimpiade kabupaten dan pembukaan DJAa bertepatan yakni 11
Februari 2015, maka mereka memilih olimpiade dan menyusul mengikuti DJAa.
Anak lelaki berambut plontos,
kurus, dan bermuka aneh bercampur
lucu sangat serius mengikuti materi padahal biasanya dia sangatlah heboh dan
meriah, dia menjadi pendiam. Namun setelah pembagian kelompok pada hari ke-3
pelatihan dia telah kembali pada fase
awalnya. Dia menjadi hyperaktif kembali, bagaikan sebuah bunga yang kembali
mekar setelah berhari-hari tak diberi air.
Anak perempuan bertubuh mungil,
langsing, memiliki mata yang indah, dan senyum manis yang merekah, suara yang
merdu dan bernada friendly terlihat fine-fine saja dengan hari pertamanya,
dia terlihat akrab dengan semua orang yang ditemuinya. Sepertinya dia dapat
beradaptasi dengan baik.
Anak perempuan yang terakhir
bertubuh agak tambun, berkulit sawo matang, matanya bulat, bulu matanya
melengkung keatas membentuk setengah lingkaran, cewe yang satu ini sangat pemalu pada orang
dan lingkungan baru. Baginya
sesuatu yang baru itu “menakutkan” dia gagal beradaptasi dengan cepat sehingga
selalu merasa sendiri karena tidak mampu mengikuti arus, seperti siput. Kini
kesendirian menghantuinya. Pertanyaan-pertanyaan aneh dibenaknya bermunculan
dengan sendirinya mengikis
rasa percaya dirinya perlahan-lahan. Namun, dia masih memiliki
kepercayaan pada dirinya meski hanya secuil yaitu dalam hal menulis. Dia masih percaya diri mengungkapkan pemikirannya
dalam tulisan. Dan disinilah dia di aula pelatihan DJAa dengan materi
“Menulis Kreatif” yang dibawakan oleh Andhika Mappasomba, orang yang sangat
unik dan menarik, materi yang dibawakannya santai namun berkesan yang membuat peserta mengerti.
“Ketika anda kehabisan kata-kata, just close your eyes and everything comes
to you” tutur kak Andhika.
Kata-kata inilah yang memotivasi cewe itu untuk
tetap menulis meski dia lamban, setidaknya dia tidak lamban dalam hal menulis,
apalagi menulis karangan. Sepatah dua kata mengundang seluruh asa masuk dalam
relungnya. Dia ingin menulis dengan tujuan menyampaikan sesuatu, sesuatu yang
tidak bisa keluar dari mulutnya. Memang ada kata rapuh tapi semangat takkan
patah.
Gadis pemalu
ini terus memacu hingga sampai yang dia bayangkan. Akhirnya ada yang menetesi
semangat dalam hatinya
yang suram setelah mengikuti kegiatan DJAa.
Alhamdulillah Juara 3 lomba menulis cerpan (DJAa)
Thanks to Suardi (SMK 3 Pinrang) yang bersedia "memasukkan" motto hidupmu, hehe :D, makasih juga sudah mau edit cerpenku :D
Cerpen ini spesial buat seluruh alumni DJAa 2015, Rindu kalian~ :''''