Teman

"Teman ada bukan untuk di lupakan." :)

Rabu, 04 Februari 2015

Seperti apa?

                Kasih sayang itu apa? Kasih sayang itu untuk apa? Kasih sayang itu untuk siapa? Seperti apa itu kasih sayang? Adakah kasih sayang yang tulus? Kalau ada maka seperti apakah rasanya disayangi?
                Lalu kebencian itu apa? Rasa benci itu untuk apa? Untuk siapa? Seperti apa? Adakah kebencian yang menyenangkan? Seperti apa rasanya membenci?
                Lantas adakah manusia yang tidak bisa merasakan keduanya? Bagaimana caranya? Bisakah? Bisakah keduanya hilang?
                Pertanyaan itu terus mengiang-ngiang di pikirannya, dia mengurung diri di kamar memikirkan semua itu, ingin rasanya dia lari, tapi kemana? Dia hanyalah seorang yang masih sangat bergantung pada orang lain. Hah, rumit sekali. Penyebab semua itu adalah sikapnya, tapi mau bagaimana lagi? Begitulah dia, seperti itulah dia, seharusnya orang itu mengerti tak seharusnya dia berbisik-bisik jelek tentangnya, dan parahnya Anak itu mendengarnya.
                Harus bagaimana? Kalau memang itu penyebabnya dia ingin mundur saja daripada seperti ini tapi.. dia tidak bisa mundur lagi. Dia harus menahan semuanya, menahan perasaan menjengkelkan itu, menghiraukan perkataan menyakitkan itu. Untuk semua hal itu dia bisa, namun kali ini lain lagi, dia sangat membenci yang satu ini. Siapa coba yang suka di bandingkan dengan orang lain? Apalagi kekuranganmulah yang menjadi perbandingan, tidak ada! Dan dia sangat tidak ingin diperlakukan seperti itu, baginya begitulah dia, dia adalah dia bukan orang lain.
                Lalu bagaiman ini? Apakah dia masih harus begini? Masih harus diam? Masih harus sabar? Masih harus menahan? Siapakah yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan memuakkan ini? Ya dia, hanya dia yang bisa menjawabnya dan yang harus dilakukannya adalah terus diam sampai mati rasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar