Blue Sky
Created by: Latipao
Ketika aku mulai lelah dan
sejenak memandang ke arah langit, ah harusnya aku disuguhi dengan hamparan
langit biru dengan awan bak kapas, nyatanya yang terhampar adalah awan hitam
yang menggulung memancarkan kegelapan abstrak. Aku pun bersungut-sungut, bahkan
langit tidak ingin meredakan rasa jengkelku. Biasanya kalau aku lagi dalam mood yang buruk aku selalu memandang
langit kemudian terlelap. Setelah bangun aku merasa bisa menghadapi semua
masalahku. Tapi yah sudahlah, walaupun langitnya tidak muncul setidaknya aku
tidur saja barang sebentar. Yah ini memang hari yang benar-benar buruk.
***
Nampak
seorang gadis berlari-larian, seakan mengejar sesuatu. Ya, dia sedang mengejar
waktu! Dia berlari tak keruan dan menabrak siapapun yang ia rasa
menghalanginya. Ah, bus terakhir yang akan mengantarnya ke sekolah telah
berangkat. ‘Oh shit! Kalau begini aku
benar-benar akan terlambat’ gadis itu membatin. Terpaksa dia berlari menuju
sekolahnya yang kira-kira jaraknya lumayan jauh.
“Oh
tidak! Sebentar paakk.. Masih sempat.” Gadis berambut aneh sebahu itu berlari
sambil berteriak dan menjulurkan kakinya—mencegah agar pintu gerbang tak sempat
tertutup. Alhasil kakinya terjepit di pintu gerbang. Pak satpam tak berniat
menarik kembali gerbang tersebut.
“Kamu
lagi.. Kamu lagi,”
“Hehe
maaf pak, kali ini saya benar-benar punya alasan,”
“Alasan
apa? Semua alasan kamu Cuma ngeyel aja,”
“Eh pak
ga percayaan banget deh. Tadi pagi saya salah makan roti pak, rotinya
sudah kadaluarsa begitupun selainya, yah jadi saya mencret-mencret deh. Ini
jujur lho pak.”
“Halah
udah minggir Bapak mau tutup gerbangnya, kamu udah telat. ”
“Ayolah
pak saya belum telat, gerbangnya belum tertutup rapat kan jadi belum sepenuhnya
saya telat. Kaki saya masih masuk sepotong kok.”
“Kalau
begitu badan kamu ngga masuk kan?
Jadi Cuma kakimu yang boleh masuk!”
“Idih Bapak galak amat!” Gadis itupun memutar otak, mencari cara agar bisa lolos.
“Eh pak
lihat deh, MasyaAllah cantik banget ya si Nabila Syakieb.” Gadis itu berujar
sambil menunjuk kearah seberang jalan—mengecoh si Satpam. Pak satpam itupun
sontak menoleh. Binggo!
“Mana?
Mana?”
Dengan
sigap gadis itu membuka paksa gerbang dan berlari sekencang yang ia bisa.
Akhirnya ia lolos juga. Tinggal 1 rintangan lagi...
Sesampainya dikelas gadis yang berbody agak tambun itu segera membuka pintu kelas XI-IPA2
Ceklek!
“Assalamualaikum bu, maaf kali ini saya terlam—” belum
sempat si gadis menyelesaikan ucapannya sang Ibu guru buru-buru memotongnya.
“Tunggu diluar sampai pelajaran ibu selesai.”
Tenoot! Lampu merah!
Sekarang dia dikeluarkan,
nampaknya rintangan kali ini memang
sulit untuk dilewati. Pelajaran pertama, Kimia—yang notabene pelajaran
favoritnya—ia lewatkan. Dengan enggan sang gadis melangkah keluar—dengan langkah
yang berat pastinya. Dia benar-benar malu! Ah, teman-temannya pasti
menertawaknnya. Mana punya muka dia bertemu dengan mereka. Apalagi Bu Guru yang
‘mengusirnya’ adalah guru kesayangannya, dan dia juga merupakan salah satu
murid andalan si Ibu Guru. Mengingat hal itu membuat sang gadis meninggalkan
tempatnya. Dia menaiki tangga menuju atap sekolah. Merebahkan tubuh. Merenungi kesalahannya.
Terlelap. Dan berharap ini semua hanyalah mimpi buruk.
***
“Ekhem.. EKHEMMM.”
“Huh, berisik!”
“Jangan tidur ditempat terbuka seperti ini!”
“Eh? Kak Kadrii???” sang gadis kaget dengan seseorang yang
ada dihadapannya.
“Apa?” Si cowok bernama Kadri itu berkata sambil melotot.
“K-Kenapa kenapa kau ada disini?” Cewek berkulit hitam manis
itu tergagap—bukan gaya dia banget.
“Memangnya kenapa? Inikan sudah istirahat,”
“Haaa?? Aku melewatkan 4 jam pelajaran!” Si gadis bermahkota
hitam legam itu lagi-lagi terlonjat kaget.
“Siapa suruh tidur disini, ditempat terbuka lagi, dan juga
ini lagi mendung nona. Kalau hujan bagaimana? Mana kau tidur kayak kerbau lagi!” Rentetan kalimat
mengalir keluar dari mulut Sang kakak kelas. Mengomeli adik kelas yang masih
melongo. Namun, gadis itu tak mengindahkan kata-kata sang senior. Ia malah lari
terbirit-birit menuju kelasnya—meninggalkan sang senior yang masih jengkel,
sambil menyunggingkan sebuah senyum tipis.
To be continued......
Cerpen pertama yang menggunakan kata-kata yang ngga baku. Masih pemula jadi wajar kalo cerpen saya masih rada-rada gaje dan typo bertebaran. Enjoy it!
-Lathifah Nur Ikarini-
cerpennya bagus
BalasHapushoho, makasih Nurul :D ({})
Hapus